width=
width=

1 Kakak 7 Ponakan Film Keluarga Awal Tahun 2025, Dijamin Bikin Baper Sekaligus Ngakak!

Press Screening Film 1 Kakak 7 Ponakan, XXI Epicentrum

MDI.NEWS| Jakarta, 17 Januari 2025 – Press Screening Film 1 Kakak 7 Ponakan di Epicentrum XXI, film yang bertemakan keluarga karya dari Yandy Laurens diproduksi oleh Mandela Picture dan Cerita Films. Akan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada tanggal 23, Januari 2025 mendatang. Film ini merupakan adaptasi dari sinetron karya Arswendo Atmowiloto.

Film 1 Kakak 7 Ponakan menceritakan perjuangan seorang kakak yang harus menghidupi keponakan-keponakannya setelah kakak kandung dan kakak iparnya tiada. Moko yang diperankan oleh Chicco Kurniawan merupakan seorang arsitek muda yang harus memilih antara cinta, karir atau kehidupan para keponakannya.

Film ini turut dibintangi oleh Fatih Unru sebagai Woko, Freya JKT48 sebagai Nina, Ahmad Nadhif sebagai Ano, Kawai Labiba sebagai Ais, Ringgo Agus Rahman sebagai Mas Eka, Niken Anjani sebagai Kak Osa, Kiki Narendra sebagai Mas Atmo, dan Maudy Koesnaedi sebagai Kak Agnes.

Para cast, produser, penulis Film 1 Kakak 7 Ponakan

Sebuah karya yang diadaptasi dari sinetron puluhan tahun lalu dari Arswendo Atmowiloto ini mengangkat sebuah fenomena yang sekarang-sekarang populer di kalangan masyarakat, yakni istilah “Sandwich Generation” dan “Fatherhood”. Yandy Laurens merasa kisah ini relatable sehingga ia ingin sampaikan kepada generasi saat ini.

“Kayaknya apa yang dulu mendiang Mas Wendo bicarakan, penting untuk dibicarakan sekali lagi untuk generasi yang sekarang” Ujarnya.

Tak hanya memberikan sebuah film cinta, perjuangan, dan kehangatan dalam keluarga, film 1 Kakak 7 Ponakan mampu memberikan ruang bagi para cast untuk merasa sehingga para cast dibuat jatuh cinta dengan karakter yang diperankan. Seperti yang diungkapkan oleh Amanda Rawles sebagai Maurin dan Maudy Koesnaedi sebagai Kak Agnes.

“Rasanya tuh selama syuting ga pengen ngebuktiin apapun, nggak pengen nge impress siapapun. Tapi rasanya jadi jatuh cinta sama karakternya dan jadi pengen mengekspresikan isi hati karakternya ke penonton itu aja udah cukup” ujar Amanda Rawles.

“Reading camp itu sangat berarti. Bukan hanya dalam produksi tapi juga kepada personal. Sangat memberikan penyembuhan dalam hati supaya kembali merasa. Jadi ini bisa terlaksana dengan dukungan para produser yang tidak hanya memikirkan bagaimana bikin film bagus, harus dijual dsb, tapi juga membiarkan dan memberikan kesempatan untuk kembali merasa.” ujar Maudy Koesnaedi.

 

Reporter: Shalma Nur Allifah

banner 1600x1200