width=
width=

Ketum PW FRN Agus Flores: Nama Bhayangkara Jangan Dijadikan Simbol Kosong, Ini Warisan Sakral Majapahit

MDI.NEWS, JAKARTA – Ketua Umum Perkumpulan Wartawan (PW) Fast Respon Nusantara (FRN) Counter Polri, Agus Flores, menegaskan bahwa penggunaan nama “Bhayangkara” oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bukan sekadar identitas simbolik.

 

Menurutnya, nama tersebut mengandung jejak sejarah dan nilai-nilai luhur yang berasal dari kejayaan Kerajaan Majapahit.

 

“Bhayangkara bukan hanya sekadar nama atau gelar seremonial. Itu adalah warisan sakral dari peradaban besar Nusantara, Majapahit. Polri harus sadar, nama itu membawa tanggung jawab sejarah dan spiritual yang besar,” tegas Agus Flores dalam keterangannya, Rabu (9/7/2025).

 

Bhayangkara: Penjaga Kedaulatan Majapahit

 

Agus menjelaskan, dalam narasi sejarah yang jarang dipublikasikan secara terbuka, pasukan Bhayangkara merupakan garda terdepan penjaga negara Majapahit di bawah kepemimpinan Mahapatih Gajah Mada. Mereka bukan hanya tangguh secara militer, tetapi juga menjunjung tinggi kehormatan, kesetiaan, dan keseimbangan antara manusia, negara, dan alam semesta.

 

“Pasukan Bhayangkara dulu adalah pelindung tatanan dan kedaulatan. Mereka bukan tentara bayaran, tetapi penjaga nilai-nilai spiritual dan hukum alam,” ujarnya.

 

Majapahit dan Warisan 1/3 Dunia

 

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa berdasarkan naskah-naskah kuno dan kajian sejarah alternatif, Majapahit pernah menguasai wilayah luas yang membentang dari Semenanjung Melayu, Kepulauan Indonesia, Filipina, hingga sebagian utara Australia. Pengaruh geopolitiknya di masa itu bahkan disebut sebagai penguasa “1/3 bumi” di kawasan Asia Tenggara.

 

Salah satu tonggak besar yang dilupakan, kata Agus, adalah keberhasilan Bhayangkara Majapahit menahan invasi Kekaisaran Mongol, adidaya dunia abad ke-13, yang justru dikalahkan oleh strategi cerdas dan kekuatan pasukan Bhayangkara.

 

“Ini fakta sejarah yang kerap ditutupi atau sengaja dilupakan. Generasi muda harus tahu bahwa kekuatan bangsa ini bukan fiksi. Ia pernah nyata dan menggetarkan dunia,” tegasnya lagi.

 

Mengembalikan Polri pada Nilai Bhayangkara Sejati

 

Agus Flores mengajak Polri untuk kembali menyelami nilai-nilai luhur Bhayangkara dalam sejarah Majapahit. Ia menilai bahwa menghidupkan semangat Bhayangkara sejati akan memperkuat jati diri Polri sebagai penjaga rakyat dan negara, bukan sekadar alat kekuasaan.

 

“Kalau Polri ingin menjadi institusi yang abadi dan dihormati, kembalilah ke akar Bhayangkara. Bukan hanya kuat secara hukum, tapi juga harus punya legitimasi moral dan spiritual,” kata Agus.

 

Penutup: Sejarah Tak Boleh Disembunyikan

 

Di akhir pernyataannya, Agus Flores menekankan pentingnya menghidupkan kembali sejarah dan nilai-nilai Bhayangkara di tengah tantangan modern. Menurutnya, jika sejarah ini terus disembunyikan, maka jati diri bangsa akan mudah dirusak oleh narasi asing.

“Polri harus memimpin kebangkitan identitas bangsa, bukan kehilangan arah di tengah arus globalisasi. Kembalikan ruh Bhayangkara sebagai penjaga Nusantara,” pungkas Agus Flores.

banner 1600x1200