Bekasi, 21 Juli 2025 — Kota Bekasi kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu kota dengan tingkat toleransi tertinggi di Indonesia. Keberhasilan ini dinilai sebagai hasil kerja kolektif antara pemerintah daerah, masyarakat, dan media massa, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bekasi, Nesan Sudjana.
Berbicara dalam sesi Podcast Asistensi Media Nasional (AsMEN) yang digelar pada 21 Juli 2025, Nesan mengungkapkan pentingnya sinergi dalam merawat keberagaman dan menjaga stabilitas sosial.
> “Peran Kesbangpol sangat strategis dalam menjaga kesatuan dan keutuhan bangsa di daerah. Tapi kami tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan kolaborasi dengan semua pihak, terutama media massa,” ujarnya.
Empat Tugas Pokok Kesbangpol
Dalam wawancara tersebut, Nesan menyoroti empat tugas pokok dan fungsi utama Kesbangpol:
1. Menjaga kesatuan dan keutuhan bangsa,
2. Menjaga stabilitas politik dan keamanan daerah,
3. Membina wawasan kebangsaan, serta
4. Mengawasi organisasi kemasyarakatan dan partai politik.
Ia menekankan bahwa literasi publik yang baik merupakan kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis. “Media memiliki peran krusial dalam menyampaikan informasi yang berimbang dan bebas dari hoaks maupun disinformasi,” tegasnya.
Klarifikasi Terkait Isu Viral
Nesan juga memberikan klarifikasi terkait insiden viral dugaan pelarangan ibadah oleh seorang oknum ASN terhadap jemaat gereja di Bekasi. Menurutnya, peristiwa tersebut merupakan kesalahpahaman yang telah diselesaikan secara damai.
> “Sayangnya, informasi yang beredar kerap sepotong-sepotong. Kalau komunikasi antara semua pihak berjalan baik, insiden seperti itu bisa dicegah,” katanya.
Walaupun sempat berdampak pada penurunan indeks kerukunan, Nesan optimis bahwa dengan dukungan Wali Kota Tri Adhianto dan Wakil Wali Kota Harris Bobihoe, Bekasi akan kembali ke jajaran atas kota paling toleran di Indonesia. Ia bahkan menargetkan predikat “Kota Harmoni Indonesia” untuk Bekasi dalam waktu dekat.
Seruan untuk Menjaga Persatuan
Di akhir perbincangan, Nesan mengajak seluruh warga Bekasi untuk terus memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
> “Kuncinya adalah silih asah, silih asih, dan silih asuh. Keberagaman bukan hambatan, tapi berkah yang harus kita rawat bersama,” tutupnya.
Dengan masyarakat multikultural yang hidup berdampingan secara damai, Kota Bekasi kini tak hanya menjadi simbol toleransi di Indonesia, tapi juga inspirasi bagi kota-kota lain dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ***