Jakarta, MDINews – Keterwakilan Anak Muda dalam dunia politik begitu rendah, Karena data yang diperoleh menunjukkan bahwa keinginan anak muda untuk menjadi Anggota DPR RI hanya ada 10% dari total yang ada dibawah usia 40 tahun.
Padahal keterwakilan dalam dunia politik bagi Anak Muda adalah penting mengingat data diberbagai Negara menunjukan kemajuan perubahan kebijakan dan kemajuan berasal dari Anak Muda.
Padahal, Data yang telah ditunjukkan di berbagai Negara kalau perubahan kebijakan publik menuju kemajuan, keberlanjutan dan keterbukaan terjadi karena adanya generational replacement.” (The Economist). Ungkap Vincent Sebagai Ketua Umum Gerakan Indonesia Berani pada Rabu, (9/9/2023) di Jakarta.
Pertama kali dalam sejarah politik Nasional satu dari dua pemilih tahun 2024 merupakan anak muda dengan rentang usia 17-40 tahun.
Baca Juga : Bentuk Generasi Muda Berkarakter, Ini Yang Dilakukan Pelda Adie Riyanto
Salah satu contoh yang ada misalnya, berdasarkan studi yang dilakukan oleh University of Chicago sejak tahun 1972, tiap-tiap generasi menjadi lebih maju dan terbuka dalam soal kesetaraan gender (less people believe working women can’t be good mothers), emansipasi wanita dalam politik (less people believe men are better at politics than women), hingga perbedaan suku ataupun ras (less people believe interracial marriage is wrong).
“Gerakan Indonesia Berani lebih dari sekadar sebuah gerakan. Gerakan ini menjadi ruang kolaborasi ide, narasi dan aksi komunitas gerakan sosial anak muda Indonesia. ini adalah panggilan untuk bertindak bagi individu, organisasi, dan komunitas untuk bangkit, mengambil risiko, dan mendorong perubahan positif di berbagai sektor,” jelasnya.
“Gerakan ini membayangkan masyarakat di mana inovasi, ketahanan, dan kasih menyatu untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia,” imbuhnya.
Nifa Ramadhan menambahkan, Gerakan Indonesia Berani adalah sebuah gerakan yang diinisia oleh anak-anak muda yang berfokus pada 8 isu yang sangat dekat dengan Indonesia, yakni, kebijakan publik berbasis bukti, lingkungan, toleransi dan inklusivitas beragama, women empowerment, pendidikan, entrepreneurship, HAM, dan ekonomi kreatif.