width=
width=

Perjalanan Hidup Aswar Wahab: Dari Tukang Cuci Piring hingga Menjadi Pengusaha Sukses

 

MDINEWS, Kota Bekasi – Matanya berkaca-kaca setiap kali mengenang kedua orang tuanya. Setiap detik bersama mereka terasa begitu berharga, sekaligus meninggalkan kerinduan yang mendalam.

Perasaan emosional itu menyeruak seperti ombak yang datang tiba-tiba, mengisi setiap ruang dalam pikirannya. Begitulah yang dirasakan Aswar Wahab—akrab disapa Awa—setiap kali mendengar nama almarhumah Asmah, ibunya, dan almarhum Abdul Wahab, ayahnya.

“Ayah saya orangnya keras, ibu saya penyabar. Dua sisi yang berbeda, tapi saya percaya, semua yang saya capai hari ini adalah berkat doa mereka. Saat mereka masih ada, setiap kali saya mendapatkan pekerjaan atau proyek, saya selalu meminta restu ibu. Pesannya selalu sama: hati-hati, jaga nama baik keluarga,” ujar Aswar, mengenang orang tuanya.

Mengawali Perjuangan dari Nol

Aswar memulai perjalanan hidupnya dengan penuh liku. Pada usia 18 tahun, ia memutuskan hijrah ke London, Inggris—meninggalkan kehidupan yang nyaman di Majene, Sulawesi Selatan, demi membuktikan bahwa ia bisa hidup mandiri.

Di negeri orang, ia harus berjuang keras untuk bertahan hidup. Sembari melanjutkan pendidikan, ia bekerja serabutan di restoran—mulai dari mencuci piring, menjadi petugas kebersihan, hingga pekerjaan kasar lainnya. Namun, pendapatan dari pekerjaan itu tak cukup untuk membayar biaya sewa rumah. Akibatnya, ia sempat menjadi gelandangan, tidur di peron stasiun kereta api.

Meski hidupnya penuh tantangan, Aswar tidak menyerah. Dengan tekad dan kerja keras, ia mulai bangkit. Kariernya menanjak hingga akhirnya ia menjadi Chef di kapal pesiar mewah di Amerika Serikat.

Pulang Kampung dan Memulai Usaha

Setelah mencapai titik mapan di luar negeri, Aswar justru memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Baginya, keluarga adalah alasan utama mengapa ia pulang.

Di tanah air, ia merintis usaha dari nol. Jatuh bangun, mengalami kerugian, bahkan ditipu, sudah menjadi bagian dari perjalanannya. Namun, Aswar tak pernah menyerah. Bertahun-tahun ia berjuang hingga akhirnya membangun bisnis yang sukses dengan omzet miliaran rupiah.

Dari seorang tukang cuci piring, ia menjelma menjadi pengusaha sukses.

Namun, bagi Aswar, kesuksesan bukan sekadar soal harta. Baginya, kesuksesan sejati adalah ketika seseorang bisa berbagi dengan sesama.

Pengusaha “Dunia Akhirat”

Meski telah sukses, Aswar tidak lupa pada nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan. Ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial, mulai dari membangun masjid—salah satunya Masjid Al Wahab Rindang Indonesia—hingga menyantuni anak yatim dan kaum dhuafa.

Dedikasinya di dunia usaha dan kepeduliannya terhadap akhirat membuat banyak orang menjulukinya “Pengusaha Dunia Akhirat” (PDA).

Aswar sangat menyadari bahwa kesuksesan yang ia raih bukan hanya hasil kerja kerasnya sendiri, tetapi juga berkat campur tangan Tuhan dan doa orang tuanya, terutama sang ibunda.

Pesan untuk Generasi Muda

Sebagai seorang pengusaha yang telah melewati banyak rintangan, Aswar berpesan kepada generasi muda agar memiliki jiwa wirausaha sejati, pantang menyerah, dan selalu optimis.

“Tidak ada kata terlambat untuk memulai usaha. Yang terpenting adalah kemauan yang kuat. Tapi ingat, jangan pernah menipu atau merugikan orang lain. Pada akhirnya, usaha tidak pernah mengkhianati hasil.”

From Zero to Hero, From Nothing to Something—itulah Aswar Wahab, seorang putra Mandar, Sulawesi Selatan, yang kini menjadi inspirasi bagi banyak orang. ***

banner 1600x1200