MDI.NEWS | JAKARTA. Air kemasan atau air galon tidak secara langsung memicu kemiskinan di Indonesia. Namun, beberapa faktor terkait air kemasan atau galon dapat berkontribusi pada kemiskinan:
Faktor Ekonomi
- Biaya penggunaan air galon yang relatif mahal bagi masyarakat miskin.
- Ketergantungan pada air galon karena kurangnya akses air bersih dan layak.
- Pengeluaran rutin untuk membeli air galon dapat mengurangi pendapatan keluarga.
Faktor Lingkungan
- Kurangnya infrastruktur air bersih dan sanitasi memaksa masyarakat menggunakan air galon.
- Polusi air tanah dan sungai meningkatkan ketergantungan pada air galon.
- Pembuangan limbah plastik air galon tidak terkelola dengan baik.
Faktor Sosial
- Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya air bersih dan kesehatan.
- Keterbatasan akses informasi tentang sumber air bersih alternatif.
- Ketergantungan pada air galon memperburuk kondisi kesehatan masyarakat.
Solusi
- Meningkatkan akses air bersih dan layak.
- Membangun infrastruktur air dan sanitasi.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan lingkungan.
- Mengembangkan program bantuan dengan menghadirkan air bersih untuk masyarakat miskin.
- Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Disadur dari berbagai sumber:
- Badan Pusat Statistik (BPS)
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
- Bank Dunia.
Berikut adalah statistik peningkatan kemiskinan di Indonesia tahun 2023-2024 dari sumber yang kompeten dan terpercaya:
Statistik Kemiskinan
- Jumlah penduduk miskin pada Maret 2024: 25,22 juta orang (9,03%)
- Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023: 25,9 juta orang (9,36%)
- Penurunan jumlah penduduk miskin: 0,68 juta orang dari Maret 2023
- Persentase penurunan kemiskinan: 2,22% poin dalam sepuluh tahun terakhir
Sumber Data:
- Badan Pusat Statistik (BPS)
- Publikasi “Penghitungan dan Analisis Kemiskinan Makro Indonesia Tahun 2024”
- Situs web resmi BPS
[Red]