width=
width=

Krisis Energi Global: Harga Minyak Melonjak, Dampaknya bagi Indonesia

Krisis Energi Global: Harga Minyak Melonjak, Dampaknya bagi Indonesia

https://www.istockphoto.com/id/foto-foto/makelar-saham-ilustrasi
Rising oil price concept

Harga minyak dunia kembali mengalami lonjakan tajam dalam beberapa hari terakhir, mencapai level tertinggi dalam dua tahun terakhir. Kenaikan ini dipicu oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta kebijakan produksi yang diterapkan oleh negara-negara eksportir minyak utama.

Menurut laporan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), harga minyak mentah naik sebesar 15% dalam satu bulan terakhir, dipengaruhi oleh berkurangnya pasokan akibat konflik di kawasan Timur Tengah serta pembatasan produksi yang diberlakukan oleh beberapa negara anggota.

“Kami memperkirakan volatilitas harga minyak akan terus berlanjut dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Sekretaris Jenderal OPEC, Haitham Al Ghais.

Selain itu, ketegangan antara Rusia dan Ukraina juga turut memperburuk krisis energi, dengan sanksi ekonomi yang diberikan kepada Rusia menghambat pasokan minyak dan gas ke pasar global.

Indonesia sebagai negara pengimpor minyak turut merasakan dampak dari lonjakan harga ini. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyatakan bahwa kenaikan harga minyak dunia akan mempengaruhi harga BBM di dalam negeri.

“Pemerintah sedang mengkaji strategi untuk menekan dampak kenaikan harga minyak agar tidak membebani masyarakat, termasuk menyesuaikan kebijakan subsidi BBM,” ujarnya.

Di sisi lain, kenaikan harga minyak juga berdampak pada sektor industri yang bergantung pada bahan bakar fosil, seperti transportasi dan manufaktur. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani, menyebutkan bahwa biaya produksi semakin meningkat dan dapat berpengaruh terhadap harga barang di pasaran. “Jika harga minyak terus naik, maka akan ada tekanan inflasi yang bisa mengurangi daya beli masyarakat,” katanya.

Untuk mengatasi dampak kenaikan harga minyak, pemerintah mulai mempercepat transisi ke energi baru dan terbarukan (EBT). Presiden Joko Widodo dalam pernyataannya menekankan pentingnya percepatan penggunaan energi hijau.

“Kita harus mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dan beralih ke energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biofuel,” katanya.

Pemerintah juga tengah menggenjot produksi minyak domestik melalui optimalisasi ladang minyak dalam negeri serta meningkatkan cadangan energi strategis guna mengantisipasi krisis serupa di masa mendatang.

Para ekonom memperkirakan bahwa harga minyak akan tetap fluktuatif selama ketidakstabilan geopolitik global masih berlangsung. Oleh karena itu, Indonesia diharapkan dapat lebih agresif dalam mengembangkan sumber energi alternatif guna menjaga ketahanan energi nasional dan mengurangi dampak lonjakan harga minyak di masa depan.

banner 1600x1200