MDI.NEWS | Semarang – Pada Sabtu dan Minggu, 26–27 April 2025, telah dilaksanakan Peresmian Asosiasi Juragan Organik Semesta (AJOS) sekaligus pelatihan bioteknologi pertanian bersama Prof. Gembong Priyatmo Danudiningrat, seorang pakar bioteknologi pertanian nasional. Acara berlangsung di Joglo Wakaf, RT 07 RW 06, Desa Wonopolo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Acara dibuka dengan berkumandangnya lagu Indonesia Raya dan doa bersama yang dipimpin oleh Ustaz Megawan dari Pesantren Darul Hikmah Batang, dengan pembacaan surat Al-Fatihah untuk memohon keselamatan, ilmu yang bermanfaat, dan semangat dalam belajar serta mengamalkannya.

Bapak Suharto, Ketua Yayasan Ziswaf Masjid Melajar, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh hadirin, khususnya kepada Prof. Gembong beserta tim. Ia juga mengapresiasi kerja keras panitia yang telah mendukung terlaksananya acara ini. Beliau menjelaskan bahwa pengelolaan wakaf telah mendapat izin sejak tahun 2023 dan kini dikembangkan dengan pendampingan dari Prof. Gembong sebagai pembina AJOS. Asosiasi ini diketuai oleh Ibu Aminah dan diharapkan mendapat dukungan dari dinas terkait.
Perwakilan dari Dinas Pertanian Kota Semarang, Ibu Soti’ah, menyampaikan realita bahwa lahan pertanian kota Semarang hanya sekitar 2.000 hektar, jauh lebih kecil dibandingkan kabupaten di sekitarnya. Ia berharap melalui kehadiran AJOS dan pelatihan ini, paradigma petani dapat berubah, khususnya dalam penggunaan pupuk organik. Selain itu, beliau juga membacakan pesan tertulis dari Ibu Walikota Semarang yang memberikan apresiasi tinggi atas pelatihan ini, berharap menjadi amal jariyah bagi Prof. Gembong.
Ibu Ari dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, mewakili Kepala Dinas yang berhalangan hadir, turut menyampaikan dukungan terhadap acara ini. Menurutnya, pelatihan ini adalah bentuk investasi ilmu dan keterampilan yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di bidang pertanian organik.
Prof. Gembong dalam materinya menyampaikan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi dan harus membawa manfaat bagi alam semesta. Ia mengaitkan kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebagai inspirasi pentingnya air dan sumber daya alam dalam mendukung kehidupan, termasuk pertanian. Beliau menjelaskan berbagai jenis bakteri yang bermanfaat dalam proses penguraian unsur hara dan peningkatan kualitas tanah, serta pentingnya irigasi dan drainase yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
Setelah sesi teori, peserta mengikuti praktik lapangan membuat pupuk tanaman dan pakan ternak secara langsung. Dengan bekal ilmu pertanian, peternakan, dan perkebunan yang dipelajari, diharapkan para peserta mampu mengaplikasikannya secara mandiri. Acara ditutup dengan yel-yel semangat:
Man Jadda – Wajada!
Man Jadda – Wajada!
Man Jadda – Wajada!
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.
Pada hari kedua, Minggu 27 April 2025, kegiatan dilanjutkan dengan bakti sosial berupa pemeriksaan kesehatan gratis bagi peserta pelatihan dan warga sekitar Joglo Wakaf, Desa Wonopolo.
Pewarta: Irwandi