MDI NEWS | Jakarta, – Tatkala Manusia Kharismatik Menuliskan Sejarah.
Oleh CAM
“Dengan bukti ia akan memberi contoh kepada orang banyak, Bagaimana harus bergerak menuntut perbaikan nasib. Dengan berkorban ia hendak memberi contoh, supaya perbuatannya itu diikuti oleh rakyat yang banyak.”(Bung Hatta, Kebangsaan dan Kerakyatan), dikutip Minggu, 16 Juli 2023.
Bunyi roda tenun yang berputar memenuhi ruangan kecil tempat seorang pria kulit coklat duduk menenun kain berwarna Putih. Gandhi berkata lembut.
“Sudah menjadi keyakinan saya yang pasti bahwa dengan setiap benang yang saya tarik, saya sedang memintal nasib India.”
Itulah sepenggal kisah Gandhi pahlawan India yang merintis kemandirian negerinya dengan gerakan Ahimsa (tanpa kekerasan) dengan tujuan Swadeshi (Mandiri), meskipun resikonya beberapa kali ia dimasukkan ke dalam penjara bersama 79 – 60.000 pengikutnya, dengan berbagai macam tuduhan yang dibuat-buat oleh lawannya yang tak ingin India kuat.
Di belahan dunia yang lain, sosok kharismatik yang merupakan anak kepala suku Afrika sedang dipenjara selama 27 tahun.
Nelson Mandela rupanya terusik hatinya melihat politik apertheid yang menempatkan ras kulit putih di atas kulit berwarna, yakni rakyat Afrika.
“Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan, Anda dapat mengubah dunia.” Ujar Nelson Mandela yang tidak menyimpan kebencian bahkan pada sipir penjara yang kerap menyiksanya saat tokoh yang dihormati warga dunia ini dibui lebih Dari dua dekade.
Nelson Mandela memeluk dan memaafkan sipir penjara tersebut saat ia telah menjadi orang no 1 di Afrka selatan.
Lain cerita di Amerika Serikat, saat itu internet dan telepon genggam belum ada untuk mengumumkan pertemuan orang banyak, namun seperempat juta manusia turun ke ibukota negara untuk mendengarkan kata-kata yang akan mengubah Amerika selamanya, dan tercatat dalam sejarah dunia tentang hak-hak sipil.
“I HAVE A DREAM Itulah ungkapan Martin Luther king Jr yang telah 30X masuk penjara. Kata-katanya menginspirasi dunia mengenai hak egaliter dalam masyarakatnya yang plural.
Ciri pemimpin kharismatik dan menginspirasi adalah visinya yang menerobos ke depan, membawa solusi pada permasalahan yang mendasar dalam masyarakatnya, dan pada akhirnya kebenaran akan terungkap. Meskipun kerap kali langkahnya dibungkam dengan kekerasan verbal maupun fisik seperti fenomena kharismatik Syaykh Al Zaytun di Indonesia saat ini.
Mengapa?
Bung Hatta menerangkan. “Sebab setelah terbuka mata rakyat, aksi individu (individuele actie) berganti menjadi aksi massa (massa actiele), yaitu aksi orang banyak yang tersusun sebagai satu badan. Timbul satu collective psysche Dan kemauan bersama, yang dikemudikan oleh pemimpin.”
Pemimpin adalah jurubahasa daripada rakyat. Dan puncaknya kebencian bukanlah kebencian melainkan kasih.
Respon (1)