Jakarta, 28 Februari 2025 – Sebuah kasus pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) milik Pertamina berhasil diungkap oleh pihak kepolisian.
Dalam penggerebekan yang dilakukan di sebuah gudang di pinggiran Jakarta, petugas menemukan sejumlah drum berisi BBM oplosan serta peralatan untuk mencampur bahan bakar ilegal.
Kronologi Pengungkapan Penggerebekan dilakukan pada Rabu malam setelah polisi menerima laporan dari warga terkait aktivitas mencurigakan di lokasi tersebut. Saat digeledah, ditemukan ratusan liter BBM yang telah dicampur dengan zat tambahan untuk meningkatkan volume dan dijual secara ilegal.
Seorang warga setempat, Hendro (38), mengungkapkan bahwa aktivitas di gudang tersebut sudah berlangsung selama beberapa bulan.
“Kami sering melihat mobil tangki keluar-masuk di malam hari. Awalnya tidak curiga, tapi lama-lama banyak orang yang merasa ada yang tidak beres,” ujarnya.
Barang Bukti Dan Pelaku Dalam operasi tersebut, polisi menyita lebih dari 2.000 liter BBM oplosan, beberapa pompa elektrik, serta selang dan drum yang digunakan dalam proses pengoplosan. Selain itu, dua orang pelaku yang diduga sebagai otak di balik kegiatan ini berhasil diamankan.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Irjen Pol Agus Santoso, mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap jaringan yang lebih luas.
“Kami akan menindak tegas pelaku yang terbukti terlibat dalam pengoplosan BBM ini. Ini adalah tindakan ilegal yang merugikan masyarakat dan negara,” tegasnya.
Langkah Pemerintah Dan Imbauan Kepada Warga Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan pengawasan distribusi BBM lebih ketat. Selain itu, masyarakat mendapat himbauan untuk selalu membeli BBM di tempat resmi dan melaporkan jika menemukan adanya aktivitas mencurigakan terkait penjualan bahan bakar.
Juru bicara Pertamina, Rina Wibowo, menyatakan bahwa pihaknya akan terus bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk mencegah peredaran BBM oplosan.
“Kami akan meningkatkan pengawasan di lapangan serta memperkuat sistem distribusi agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.
Saat ini, kedua tersangka masih dalam pemeriksaan intensif dan berpotensi dijerat dengan pasal berlapis terkait penyalahgunaan bahan bakar bersubsidi dan tindak pidana ekonomi.
